METODE MONTESSORI

Leave a comment

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.

Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut “direktur” atau “pembimbing”). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.

Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama “Montessori,” kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.

Maria Montessori
Born August 31, 1870
Chiaravalle (Ancona), Italy
Died May 6, 1952 (aged 81)
NoordwijkNetherlands
Resting place Noordwijk, Netherlands
Nationality Italian
Education University of Rome La SapienzaMedical School
Occupation Physician and educator
Known for Founder of the Montessori method of education
Religion Catholic
Children Mario Montessori Sr.

Montessori Preschool (Ages 2-3)

Montessori Toddler Education: Engaging and Encouraging from the Beginning

Small boy eating cereal

This is the time when your children are using their bodies, senses and their emerging problem-solving skills to learn about and make sense of their world in the ways most meaningful and effective for them.

Dr. Montessori was one of the first educators to recognize that these first few years of a child’s life are critical to the development of personality and intellect. At this age, children are actively seeking out information, and learn quickly and easily. Toddlers are especially interested in demonstrating their independence. Montessori Unlimited allows them the freedom to learn as much as they can, as quickly as possible.

Our educators give toddlers responsive, individualized attention to help them build their skills in these five important areas:

  • Sensory and Perception
  • Self-Help
  • Language
  • Physical and Motor Skills
  • Social and Emotional Growth

Montessori Primary (Ages 3-6)

Primary Program: Teaching the Fundamentals in a Whole New Way

Young girl in class.As children get older, they tend to see things that adults find ordinary as very interesting and special. Practical life exercises like sorting, pouring, washing dishes or polishing shoes absorb them completely.

At Montessori Unlimited, we recognize this as the beginning of control and coordination of mind and body. That’s why Montessori learning revolves around tangible experiences. Children use concrete materials to learn math; movable alphabets to explore language; and cubes, cylinders and other objects to categorize, find spatial relationships and more.

Our broad-based Primary Program includes:

  • Science and Nature
  • Music and Movement
  • Sensorial
  • Cooking and Nutrition
  • Cultural Awareness
  • History
  • Geography
  • Language Arts
  • Mathematics

Montessori Elementary (Ages 6-12)

Elementary Program: Molding Unique and Sensitive Individuals

Young boy in class.With a solid foundation laid, this is the stage at which your children are ready to learn abstract principles.

At Montessori Unlimited, our unique educational philosophy and educators are perfectly suited to take education to the next level. We encourage children to work at their own pace in a non-competitive atmosphere, to gain an understanding of themselves and develop a sensitivity to others. Children may work alone or in groups, all in an atmosphere of courtesy and respect. Montessori teachers are able to focus a great deal of individual attention on children. While in groups, older children share their knowledge and get children excited about learning.

Our Elementary Program approach combines physical and emotional development with academic disciplines:

  • Language Arts
  • Mathematics
  • Social Studies
  • Foreign Language
  • Geometry
  • Science
  • Art
  • Music

METODE PEMBELAJARAN JOLLY PHONICS

Leave a comment

INTISARI : Selain matematika, membaca dan menulis permulaan adalah keterampilan dasar yang paling penting untuk anak sekolah yang harus dikuasai pada masa awal sekolah. Keterampilan membaca dan menulis ini menentukan keberhasilan anak dalam proses belajar selanjutnya karena merupakan alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan. Selain itu tuntutan perkembangan era globalisasi saat ini menempatkan pembelajaran bahasa Inggris sebagai upaya yang dilakukan sedini mungkin. Dengan demikian terdapat dua kebutuhan dalam hal ini, yaitu kebutuhan akan proses pembelajaran baca-tulis bahasa Indonesia dan pembelajaran bahasa Inggris. Kedua proses pembelajaran ini dapat terintegrasi dengan penggunaan metode pembelajaran Jolly Phonics , yaitu suatu metode yang mencakup pengajaran mengenal huruf, mengeja dan membaca kata, sekaligus juga mengenal kosa kata bahasa Inggris dan cara membacanya.

Metode Jolly Phonics adalah salah satu cara mengajarkan anak membaca dan menulis yang menggunakan pendekatan bottom up process dan top-down secara seimbang, yaitu mulai dengan mengajarkan unit terkecil bunyi untuk dapat membaca dan memberikan konteks cerita dalam pengajaran huruf. Metode ini dirumuskan oleh Sue Loyd (1992) dari Inggris dan telah digunakan di beberapa negara berbahasa Inggris (Inggris, Amerika, Kanada, dan Australia) dan negara berbahasa selain bahasa Inggris (Korea dan Malaysia). Penelitian Stuart (1999) menunjukkan bahwa metode ini ternyata efektif untuk mengajarkan baca tulis bahas Inggris pada anak dengan bahasa ibu bukan bahasa Inggris. Proses pengajaran dengan metode ini memiliki karakteristik mengajarkan bunyi huruf secara multi sensori dan menggunakan asosiasi gerakan yang memudahkan untuk mengingat huruf. Selanjutnya, diajarkan sintesa bunyi untuk mengeja kata, mengidentifikasi bunyi dalam kata, serta menulis huruf dengan cara yang tepat. Selain itu, diajarkan pula kata-kata sulit yang tidak bisa dieja.

Setelah mendalami metode ini, muncul inspirasi untuk menggunakannya pada anak yang berbahasa ibu Indonesia. Terdapat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh anak berbahasa ibu Indonesia yang mulai belajar baca tulis dengan metode Jolly Phonics, yaitu anak belajar beberapa bunyi huruf diftong (digraph) yang ada dalam ejaan bahasa Inggris dan tidak ada dalam bahasa Indonesia. Hal ini sangat penting untuk membuat anak mampu mengeja kata bahasa Inggris sehingga tidak mengalami kekeliruan dalam pengucapan. Selain itu, anak diajarkan kata-kata sulit yang akan membuat mereka mengetahui cara membaca dan menulis dengan tepat. Dalam pengajaran dengan metode ini anak akan banyak dikenalkan pada kosakata bahasa Inggris. Untuk itu dilakukan integrasi pengajaran bahasa Inggris dengan pengajaran baca tulis bahasa Indonesia agar lebih efisien dalam pemanfaatan waktu dan lebih kontekstual dalam proses pengajaran.

Sumber : http://lppm.ums.ac.id/images/stories/penelitian/psikologi/2007_Dikti_Lisnawati_Ruhaena.pdf